Workshop Penerapan Metode Pembelajaran Ekspository, Discovery, dan Inquiry
- Tanggal: 2024-09-11
Sabtu, 7 September 2024 SMA SULUH Jakarta menyelenggarakan Workshop Penerapan Metode Pembelajaran Ekspository, Discovery, dan Inquiry. Kegiatan workshop ini dilaksanakan dengan mengundang pemateri yaitu Ibu Sri Sulastri, S.Si.,M.Pd. yang merupakan bagian dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan.
Kegiatan workshop ini merupakan lanjutan dari workshop sebelumnya, terkait dengan Penerapan Metode Pembelajaran Ekspository, Discovery, dan Inquiry dalam pembelajaran :
1. Metode Ekspository:
Definisi: Pembelajaran ekspository adalah metode di mana guru menyampaikan informasi atau pengetahuan secara langsung kepada siswa. Informasi disajikan secara terstruktur, logis, dan sistematis, sering kali dalam bentuk ceramah, presentasi, atau penjelasan langsung.
Penerapan:
Guru menjelaskan materi secara rinci di depan kelas.
Penggunaan slide, media visual, atau bahan cetak untuk membantu penyampaian materi.
Siswa mencatat, mendengarkan, dan memahami konsep dari penjelasan guru.
Metode ini biasanya diterapkan untuk materi yang bersifat teoritis atau informasi yang membutuhkan pemahaman konseptual.
2. Metode Discovery (Penemuan Terbimbing):
Definisi: Pembelajaran discovery mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep atau pengetahuan melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan panduan atau petunjuk awal.
Penerapan:
Guru memberikan situasi masalah atau fenomena yang harus dipecahkan oleh siswa.
Siswa mengeksplorasi, melakukan eksperimen, atau mencari jawaban melalui berbagai sumber (buku, internet, observasi).
Guru membantu siswa untuk memahami konsep yang ditemukan dengan memberikan arahan.
Contoh: Guru memberikan studi kasus tentang sikap toleransi beragama, dan siswa diminta untuk mencari contoh nyata dari sikap toleransi di masyarakat.
3. Metode Inquiry (Penemuan Murni):
Definisi: Pembelajaran inquiry melibatkan siswa secara aktif dalam proses penyelidikan untuk memecahkan masalah. Siswa secara mandiri merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat kesimpulan.
Penerapan:
Guru mengajukan pertanyaan terbuka atau situasi yang memancing rasa ingin tahu siswa.
Siswa melakukan investigasi tanpa banyak intervensi dari guru, dan mereka menemukan jawaban atau solusi melalui pengumpulan data secara mandiri.
Guru memberikan bimbingan hanya jika diperlukan, lebih sebagai fasilitator.
Contoh: Guru memberikan topik "Bagaimana Islam mengatur prinsip keadilan dalam kehidupan sehari-hari?" dan siswa diminta mencari sumber-sumber dalam Al-Qur'an dan hadis yang relevan serta merumuskan kesimpulan sendiri.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dalam konteks pembelajaran yang berbeda, tergantung pada tujuan, materi, dan kemampuan siswa.
Bpk. Yudi Tri Nugraha selaku Kepala SMA SULUH Jakarta berharap dengan adanya kegiatan ini, para Guru pengajar di SMA SULUH meningkatkan kompetensinya agar dapat menerapkan Metode Pembelajaran Ekspository, Discovery, dan Inquiry, peserta didik akan mampu bertanggung jawab terhadap proses dan hasil yang mereka peroleh, serta memiliki regulasi diri yang baik, sehingga akan diperoleh prestasi belajar yang optimal.